Cerdas Dalam Islam

Cerdas dalam dunia pendidikan mungkin hanya berkisar pada kecerdasan intelektual, kalau di Wikipedia kecerdasan intelektual itu mencakup kemampuan seperti berfikir, menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berfikir abstrak, menggunakan bahasa, daya tangkap dan belajar, namun ini hanya bekisar di dunia saja. Hal ini berbeda dengan perspektif islam yang mencakup kehidupan di dunia dan akhirat. Bagaimana cerdas dalam Islam itu?

Cerdas Dalam Islam
Cerdas Dalam Islam
Baca Juga : Ungkapan Imam Syafi'e

Islam merupakan agama samawi, agama samawi ialah ajaran agama yang berasal langsung dari langit. Kata Islam berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti kemurnian, kedamaian, dan keselamatan. Secara istilah islam bermakna tunduk dan patuh terhadap perintah Allah, serta menerima terhadap ketentuan dan hukum-Nya. Rukun islam terdiri dari 5 yaitu bersyahadat, sholat, zakat, puasa dan naik haji, yang semuanya mempresentasikan esensi dari islam.

Cerdas dalam Islam ialah seseorang yang mau muhasabah diri, untuk kehidupan setelah kematian. Kehidupan di dunia sebagai sarana untuk suksesnya kehidupan di akhirat. Seperti hadist berikut ini :

“Orang Cerdas adalah yang mau mengoreksi dirinya dan berbuat untuk kehidupan setelah kematian”. (HR. Tirmidzi).

Ibnu Katsir pun menjelaskan bahwa yang dimaksud orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa menghitung amal sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin Khattab, yaitu hitunglah diri kalian sendiri sebelum kalian dihitung dan timbanglah diri kalian sebelum ditimbang. Dan bersiaplah untuk hati yang besar dimana hari diperlihatkannya amal seseorang sementara semua amal kalian tidak tersembunyi dari-Nya.

Di samping itu bagaimanapun kita sudah semakin berumur dan menua, hari demi hari dan waktu ke waktu umur kita kian pendek. Dulu masih SMA sekarang sudah kuliah, dulu sudah kuliah sekarang sudah bekerja, dulu sudah bekerja sekarang sudah menikah, kemudian punya keturunan. Kalau di analogikan misalnya jatah umur 60 tahun, jika umurnya 30 tahun maka rasanya badan ini sudah tertanam sebagian memasuki tanah. Bukankah begitu?

Cerdas dalam hidup harus dipraktekin sekarang, mulai sekarang hisablah diri sendiri, intropeksi diri sendiri, timbang diri sendiri akan apa saja yang selama ini diperbuat, apakah sudah dalam ranah ibadah lillah? Begitulah mestinya setiap umat muslim di dunia ini, yang ummat Nabi Muhammad saw sebanyak 1,8 Milyar penduduk di bumi. Namun bagaimana mau untuk lebih maksimal lagi untuk persiapan kelak? Merujuk kepada hadis sebagai berikut :

“Jika seseorang anak adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali 3 perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak sholeh. (HR.Muslim).

Gunakanlah umur untuk investasi akhirat, dengan tiga amalan yang menjadi aset setelah meninggal dunia yang mampu memberikan manfaat bagi seorang hamba selama-lamanya.
Sedekah jariyah itu misalnya seperti bersedekah untuk membangun masjid, maka selagi masjid itu berdiri maka si pemberi sedekah akan mendapatkan aliran kebaikan. Jika ia sedekah keramik, semen, maka selagi masih terdapat keramik dan semen saat orang beribadah sholat jamaah dimasjid maka selama itu pula pahala akan mengalir. Atau sedekah kepada para mahasiswa pada akhir bulan, dimana sering sekali kekurangan uang saku untuk kebutuhan kuliahnya. Maka selagi ia menggunakan kebutuhan itu, si pemberi akan mendapat pahala terus menerus.

Sedangkan ilmu yang bermanfaat merujuk kepada perkataan “barang siapa yang menuntun kebaikan maka ia akan mendapatkan kebaikan yang setara tanpa mengurangi pahala si pelaku kebaikan”. Jika seseorang mengajarkan satu ilmu kebaikan baik dalam ucapan, atau tindakan. Maka selama ia menegakkan kebaikan itu, si pemberi akan dapat aset produktif untuk masa setelah kematian dimana jika muridnya mengajarkan lagi, maka akan makin berlipat kebaikan yang didapat.

Baca Juga : Kost Pekanbaru Panam Uin Suska

 Doa anak sholeh dan solehah yang selalu mendoakan orangtuanya dan si anak berbakti dan taat kepada Allah swt. Pada fase ini hanya dikhususkan untuk orang yang sudah menikah dan punya anak yang soleh/solehah. Peran orangtua akan memberikan edukasi  kepada anaknya, khususnya seorang ibu. Ibu akan menjadi panutan bagi anak. Contohnya saja ibunya nabi Ibrahim, ibunya sangat solehah yang mendidik anaknya menjadi alim.

Rangkuman Satu Menit
  • Jika wafat umur 60, maka umur 30 badan kita sudah masuk setengahnya ke dalam tanah.
  • Cerdas dalam islam ialah mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian, dengan cara menghitung amal baik dan buruk, sebelum dihitung kelak dikemudian hari.
  • Tiga amal yang tidak terputus, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat. Dan doa anak yang soleh.

Cerdas dalam islam mencakup dunia dan akhirat, dengan kaya dunia sebagai modal untuk kaya di akhirat. Semoga hal ini menyadarkan khususnya pribadi serta khalayak ramai umumnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel